HERBARIUM
LAPORAN
OLEH:
YAN PIETER
100301034
AET-I / II
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB GULMA
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS TANAMAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga
penulisdapat menyelesaikan laporan ini.
Judul
laporan ini Herbarium sebagai
salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Dasar
Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada
Ibu Ir. Mena Uly Tarigan, MS selaku Dosen pengajar mata kuiah dasar
perlindungan tanaman serta para asisten yang telah membimbing penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis
menyadari bahwa pembuatan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, April
2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………....ii
PENDAHULUAN
Latar
Belakang………………………………………………….…1
Tujuan
Penulisan………………………………………………… 1
Kegunaan
Penulisan……………………………………………… 2
TINJAUAN
PUSTAKA
Botani Tanaman……………………………………………….......3
Habitat dan
Penyebaran………..……………………………….... 3
Pengendalian……………………………………………….……...4
HERBARIUM
Pengertian………………………………………………………....5
Kegunaan……………………………………………………….... 5
Pembagian
Herbarium………………………………………….... 5
Basah………………………………………………………........... 5
Kering………………………………………………………......... 6
Cara Pembuatan……………………………………………….…..6
BAHAN
DAN METODE
Tempat
dan waktu Percobaan……………………………….……..9
Bahan
dan Alat……………………………………………..……...9
Prosedur
Percobaan……………………………………….…....... 9
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil………………………………………………......................................... 11
Pembahasan……………………………………….…………......................... 11
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Alang-alang atau ilalang
ialah sejenis rumput
berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma
di lahan pertanian.
Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang
(Min.),
lalang (Mly., Md., Bl.), eurih (Sd.), rih (Bat.), jih (Gayo), re (Sas., Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie (Tanimbar),
reya (Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate
dan Tidore),
nguusu (Halmahera),dll. ( Nasution,1986 )
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan
ditempatkan dalam anak suku Panicoideae.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass,
silver-spike atau secara umum disebut satintail,malai bunganya yang
berambut putih halus. Orang Belanda
menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam melukai. (Anonimus,2011)
Dasar
Perlindungan Tanaman merupakan cara untuk mencegah adanya hama dan penyakit yang
dapat merusak tanaman sehingga menurunkan hasil dari tanaman tersebut.
Perlindungan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
cara kultur teknis, Mekanis, penggunaan musuh alami atau dengan pengendalian
hama terpadu (PHT) yang sedang digalakkan pemerintah. (Triharso,1996)
Imperata
cylindrica merupakan gulma yang sangat toleran terhadap faktor lingkungan yang
ekstrim seperti kekeringan,terbakar dan hara yang miskin,tetapi tidak toleran
terhadap air tergenang dan suasana ternaung.tumbuh pada tanah-tanah kurus yang
terbuka atau sedikit ternaung.daerah penyebarannya sangat luas yaitu
meliputi 0-2700 m diatas permukaan
laut,di daerah tropik dan sub tropik.sangat mudah berkembang biak dan tersebar
letaknya melalui rimpang dan biji yang sangat ringan. (Nasution, U, 1986)
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui cara mengawetkan spesies tumbuhan dengan cara mengeringkan.
2.
Untuk
mengumpulkan atau mengenal tumbuh-tumbuhan dari lapangan dan mencoba mengisi
catatan tentang tumbuh-tumbuhan yang hidup sebanyak mungkin dan membuat
herbarium.
Kegunaan Penulisan
Sebagai pusat referensi;
merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi,
ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para
petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
Sebagai lembaga dokumentasi, merupakan
koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh
penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
Sebagai pusat penyimpanan data, ahli
kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan
untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani
Tanaman
Adapun Menurut (Plantamor ,2011) sistematika dari tumbuhan Alang – alang (Imperata
cylindrica L. ). adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Graminales
Family
: Gramineae
Genus
: Imperata
Spesies
: Imperata cylindrica L.
Habitat dan Penyebaran
Imperata
cylindrica merupakan gulma yang sangat toleran terhadap faktor lingkungan yang
ekstrim seperti kekeringan,terbakar dan hara yang miskin,tetapi tidak toleran
terhadap air tergenang dan suasana ternaung.tumbuh pada tanah-tanah kurus yang
terbuka atau sedikit ternaung.daerah penyebarannya sangat luas yaitu
meliputi 0-2700 m diatas permukaan
laut,di daerah tropik dan sub tropik.sangat mudah berkembang biak dan tersebar
letaknya melalui rimpang dan biji yang sangat ringan. (Nasution, U, 1986)
Pengendalian
Pengendalian
gulma ini dengan metode mekanis adalah dengan mencabut
atau membabat. Dengan tujuan untuk merusak sistem perakaran
dengan alat-alat pertanian sehingga gulma mati. Melalui metode fisis dengan
membakar gulma dan melalui metode kimia
dengan herbisida, misalnya : glyphosate, dalapon, dl. (Nasution,
U, 1986)
Cara kultur
teknik dalam pengendalian gulma ini yaitu dengan memanfaatkan areal pertanaman
yang terbuka untuk menanam jenis tanaman sela yang tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman kopi, seperti penanaman cabai di sela-sela barisan kopi (sebelum
naungan menutupi tanaman kopi) dan penanaman pohon pelindung sementara yang
mempunyai nilai ekonomi seperti kacang panjang, ketimun, pisang dan tanaman
lainnya. Sistem seperti itu juga dapat digunakan untuk mengendalikan jenis
gulma lainnya. Budidaya tanaman cabai di sela-sela barisan kopi merupakan cara
yang efektif untuk memanfaatkan lahan dan meningkatkankan pendapatan petani
sampai menunggu tanaman kopi mengahasilkan. Selain itu, dalam budidaya cabai
ini petani sering menggunakan mulsa plastik untuk mencegah tumbuhnya gulma
karena permukaan tanah tertutupi oleh mulsa dan gulma tidak mendapatkan cahaya
matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis serta dapat mencegah penguapan
air agar tanah tetap lembab. Dari teknik budidaya cabai ini, secara tidak
langsung dapat mengendalikan gulma Imperata cylindrica di
areal pertanaman kopi dan telah menerapkan tehnik pengendalian secara kultur
teknik . ( Nasution, U 1986 )
HERBARIUM
Pengertian
Herbarium
berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen
yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
Kegunaan
Material herbarium sangat penting
artinya sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan
identifikasi, hal ini dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman dengan cara
diawetkan dapat bertahan lebih lama, kegunaan herbarium lainnya yaitu sebagai
berikut :
1. material peraga pelajaran botani
2. Material penelitian
3. Alat pembantu identifikasi tanaman
4. Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia
5. Bukti keanekaragaman
6. Spesimen acuan untuk publikasi spesies baru
1. material peraga pelajaran botani
2. Material penelitian
3. Alat pembantu identifikasi tanaman
4. Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia
5. Bukti keanekaragaman
6. Spesimen acuan untuk publikasi spesies baru
Pembagian
Herbarium
Herbarium basah
Herbarium
basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi
dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah
diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat
dengan komposisi yang berbeda-beda. (Tjitoseopomo,2005).
Herbarium Kering
Herbarium
kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri
morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat
determinasi selanjutnya. (Ardiawan,1990).
Cara
Pembuatan
1.Pengumpulan
Pengumpulan
Tumbuhan dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan. Selanjutnya masukan
tumbuhan Alang – alang (Imperata cylindrica
L. )yang diperoleh kedalam vasculum,
atau dimasukan saja kedalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambilah terutama
dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang berbuah. Buatlah
sedikitnya 2 sampel yang lengkap dari tiap jenis. Bagian dari tumbuhan yang
besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun dan
satu inflorescencia yang lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus masih
terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah. Sediakan
buku untuk mencatat kehususan seperti : warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi
tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut. (Steenis,
2003).
2.Mengeringkan
Tumbuhan Alang –
alang (Imperata cylindrica L. ) diatur diatas kertas kasar dan
kering, yang tidak mengkilat, misalkan kertas Koran. Letakan diantara beberapa
halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk
tanaman tersebut. Juga biasanya digunakan etiket gantung yang diikatkan pada
bahan tumbuh-tumbuhan, yang nomornya adalah berhubungan dengan buku catatan lapangan.
Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang
mendidih. Lalu tekanlah secara perlahan-lahan. Gantilah untuk beberapa hari
kertas pengering tersebut. Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat
dijemur dibawah sinar mata hari atau didekatkan di dekat api (diutamakan dari
arang). Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga
terasa kaku. Diusahakan bahwa seluruh sample terus-menerus dalam keadaan
kering. Makin cepat mereka mongering, maka makin baik warna itu dapat
dipertahankan. (Steenis, 2003).
3.Pengawetan
Tumbuhan
Alang – alang (Imperata cylindrica
L. ) yang dikeringkan selalu
bersifat hygroscopis, akan mudah sekali terserang jamur. Oleh karena itu,
usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah koleksi
tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari. Terhadap serangan serangga, yang
juga memakan tumbuh-tumbuhayang sangat kering, dapat dipakai bubukan belerang,
naphtaline, atau yang lebih baik dapat digunakan paradichloorbenzol.
Kedua zat yang terakhir ini menguap langsung dan terus-menerus. (Tjitrosoepomo,
2005).
4.Pembuatan
Herbarium
Tempel
Tumbuhan Bandotan Alang – alang (Imperata
cylindrica L. ) yang di herbariumkan, kalau dapat pada helaian
yang terlepas, sehingga kelak dapat ditempatkan menurut selera yang
dikehendaki. Tempelkan nama pada kertas dengan kertas label. Tuliskan diatas
kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh,
nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies. (Steenis, 2003).
BAHAN DAN METODE
Tempat
dan Waktu Percobaan
Percobaan dilakukan pada tanggal 14
maret 2011 sampai dengan 28 maret 2011 di lahan Fakultas
Pertanian
Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian kurang lebih 25 mdpl.
Bahan
dan Alat
Adapun bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah :
1.
Imperata
cylindrica L. sebagai bahan percobaan
2.
Lem
untuk menempelkan hasil herbarium.
3.
Label
untuk menandai bagian-bagian tumbuhan yang diherbariumkan.
Adapun alat yang
digunakan adalah :
1.
Alat
tulis untuk mencatat hasil herbarium.
2.
Gunting
untuk menggunting bahan herbarium yang terlalu besar.
3.
Kertas
jeruk untuk tempat hasil herbarium.
4.
Kertas
Koran untuk membungkus bahan herbarium agar cepat kering.
Prosedur
Percobaan
1.
Diambil
bahan herbarium yang akan diawetkan.
2.
Dibersihkan
bahan herbarium dari kotoranyang masih melekat agar hasil herbarium maksimal.
3.
Diletakkan
di kertas Koran bahan yang akan diherbariumkan agar kandungan air cepat kering.
4.
Ditimpa
dengan kertas Koran lalu ditambahi dengan beban agar tekanan yang dihasilkan
lebih kuat dan tanaman menjadi lebih cepat kering.
5.
Dibiarkan
minimal 2 minggu atau hingga bahan herbarium benar-benar kering dan terasa
kering bila disentuh.
6.
Ditempelkan
hasil herbarium pada kertas jeruk lalu setiap bagian-bagiannya diberi label.
7.
Disimpan
herbarium dalam plastik setelah di tempel dan diberi data yang jelas, agar
tidak terinfeksi dari jamur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari
percobaan dapat diamati secara jelas bentuk dan ciri dari tumbuhan Alang –
alang (Imperata cylindrica L. ) yaitu dengan melihat morfologinya, di mulai
dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Akar
Alang – alang (Imperata cylindrica L. ) memiliki sistem perakaran serabut dengan banyak
cabang. Akar tersebut keluar dari pangkal batang yang tegak dan kadang-kadang
terbaring. Berwarna coklat keputih-putihan. Akarnya tidak memiliki tudung akar.
Batang Alang – alang (Imperata
cylindrica L. ) berbentuk bulat dan tegak
dan berambut panjang. Biasanya pada batang bandotan ini ditemukan rambut-rambut
halus yang letaknya jarang. Berwarna hijau, dan rambut-rambut halus yang tumbuh
tersebut berwarna hijau.
Daun Alang – alang (Imperata
cylindrica L. ) berbentuk pita dengan pangkal menyempit, letaknya saling
berhadapan dan bersilang, panjang 1 cm-10 cm, lebar 0,5 cm-6 cm, tepi
daunnya beringgit kasar, dan di atas helaian daun terdapat bulu-bulu halus.
Tulang daun bandotan menyirip, dan ujung daun tersebut runcing.
Bunga Alang – alang (Imperata
cylindrica L. ) berwarna kekuning-kuningan dan mempunyai rambut paus – paus yang halus. Daun mahkota berbentuk tabung sempit hampir menyerupai.bentuk elips
Didalam pembuatan
herbarium tanaman ini perlu dijaga suhu dan aerasi udara pada tanaman yang akan
dikeringkan suhu yang terlalu tinggi atau rendah akan mengakibatkan bahan
menjadi rusak atau terserang jamur, sedangkan apabila aerasi udara tidak bagus
maka bahan herbarium akan butuh lama untuk kering dan akhirnya dapat menjadi
rusak.
Pembahasan
Herbarium bermanfaat
untuk memberikan informasi penting dari hasil yang diperoleh,antara lain :
Sistematika,ciri morfologi,habitat serta status dan penyebaran yang dimiliki
oleh tumbuhan tersebut serta teknik pengendaliannya.hal ini sesuai dengan
(Ardiawan,2000) yang menyatakan bahwa dengan membuat herbarium,kita dapat
mengetahui informasi – informasi dari suatu spesies tumbuhan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan herbarium adalah salah
satunya kertas yang digunakan harus dapat menyerap air,seperti kertas koran,hal
ini sesuai dengan (Ardiawan,2010) yang menyatakan bahwa sebaiknya dalam membuat
herbarium digunakan kertas koran karena dapat menyerap air.
Kesulitan didalam pembuatan herbrium ini adalah suhu yang
tidak menentu pada kediaman praktikal serta adanya gangguan serangga atau hewan
pengerat.suhu yang tidak menentu dapat memicu tumbuhnya jamur pada bahan
herbarium.hal ini sesuai dengan (Ardiawan,2010) yang menyatakan bahwa kesulitan
dalam membuat herbarium biasanya adalah suhu dan gangguan serangga.
Waktu
yang dibutuhkan untuk pembuatan herbarium adalah lebih kurang selama 2 minggu
pada suhu kmar. Hal ini sesuai dengan literature Meynyeng (2010) yang
menyatakan pembuatan herbarium biasanya membutuhkan waktu lebih kurang 2 minggu.
Suhu yang digunakan pada pembuatan herbarium adalahsuhu kamar berkisar 30--35°
C.
Suhu yang digunakan pada
pembuatan herbarium adalahsuhu kamar berkisar 30--35° C. Hal ini sesuai dengan
literature Meynyeng (2010) yang menyatakan pembuatan herbarium biasanya
membutuhkan waktu lebih kurang 2 minggu. Suhu yang digunakan pada pembuatan
herbarium adalahsuhu kamar berkisar 30--35° C.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan herbarium
adalah lebih kurang selama 2 minggu pada suhu kamar
2. Suhu yang digunakan
pada pembuatan herbarium adalah suhu
kamar berkisar 30--35° C..
3. Herbarium bermanfaat untuk memberikan informasi penting dari hasil
yang diperoleh,antara lain : Sistematika,ciri morfologi,habitat serta status
dan penyebaran.
4.
Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan herbarium adalah salah
satunya kertas yang digunakan harus dapat menyerap air,seperti kertas koran.
5.
Kesulitan didalam pembuatan herbrium ini adalah suhu yang tidak menentu
pada kediaman praktikal serta adanya gangguan serangga atau hewan pengerat.
Saran
Adapun saran dari pembuatan herbarium adalah sebaiknya dalam membuat
herbarium perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan
herbarium diantaranya adalah suhu,waktu,faktor,dan kesulitan.sehingga dapat
diperoleh hasil herbarium yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiawan,2010.Diakses dari http://ardiawan-1990.blogspot.com/2010/10/koleksi-membuat
herbarium.html.pada tanggal 13 April 2011.Pukul 15.00
http://www.krcibodas.lipi.go.id/ Diakses tanggal 10
April 2011
Matnawy,H.1989.Perlindungan
Tanaman.Kanisius.Yogyakarta
Meynyeng,2010.Herbarium.Diakses dari http://meynyeng.
wordpress.com/2010 /03/26/herbarium/.pada tanggal 13
April 2011
Moenandir,J.1993.Ilmu Gulma Dalam
Sistem Pertanian.Grafindo Persada.Jakarta
Nasution,
U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di
Perkebunan Karet Sumatra
Utara dan Aceh.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Tanjung Morawa (P4TM) : Tanjung Morawa.
O.P.Sharma.1993.Plant
Taxonomi.New Delhi tata McGraw-Hill Publishing Company Limited
Setyamidjaja,D.1993.Karet,Budidaya
dan Pengolahan.Kanisius.Yogyakarta
Steenis,
C.G.G.J.Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT
Pradnya Paramitha : Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi
Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada
University Press :
Yogyakarta.
Triharso,1996.
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta